Gara-Gara Ingin Naik
Pangkat Malah Jatuh Cinta
Part
3
Entah
kenapa sejak bertemu kedua orang tua Dhimas, Tiara merasa nyaman. Tiara sering
curhat dengan ibunda Dhimas, semua rasa yang ia rasakan selalu Tiara curahkan
padanya. Tiara sering nangis. Bahkan ibunda Dhimas senang sering didatangkan
Tiara. Ibunda Dhimas berharap Tiara yang akan menjadi Istri Dhimas kelak. Tapi
semua tak mungkin. Tiara hanya cinta kepada kakanya sendiri sedangkan Dhimas
telah memiliki Kasih, pacarnya sejak SMA di palembang.
Suatu
hari saat Tiara main ke tempat apartemenya yang mana telah ditempati kedua
orang tua Dhimas. Dengan wajah yang ceria, Tiara datang dan membawa sekotak kue
yang Tiara beli di Toko kue favoritenya. Saat Tiara datang dan masuk. Tiara
terdiam saat melihat ada Kasih yang sedang masak bersama ibu. Saat Tiara
membalikan badanya untuk pergi, ibu Dhimas memanggil.
“Tiara,
mau kemana nak”
“Eh
ibu, assalamualaikum” ujar Tiara yang juga mencium tangan ibu.
Tiara
memanggil kedua orang tua Dhimas dengan sebutan ibu dan bapak dan bahkan mereka
telah mengangap Tiara seperti anak mereka sendiri.
“Ada
Tiara, masuk kog enak banget ya, ngak ketuk pintu dulu, kaya rumahnya sendiri
aja” sindir Kasih.
“Kasih,
jangan bicara seperti itu kepada Tiara, ini apartement Tiara yang punya, ibu
numpang di rumahnya”
“Ngak
apa-apa kog bu”
“Oh
ya bu, Ini Tiara bawakan kue untuk ibu sama bapak”
“Ya
ampun nak, jadi merepotkan kamu”
“Ngak
apa-pa kog bu, ngak merepotkan Tiara kog, ibukan udah seperti mama Tiara”
Kasih
merasa tersaingin dengan kedatangan Tiara yang kasih anggap itu sebagai ancaman
yang sangat besar untuknya. Kasih semakin hari semakin membuat Tiara kesal, ia
mencoba mendekati ka Dika, dan membuat Tiara cemburu. Kasih tak sadar itu malah
membuat hubungannya dengan Dhimas semakin memanas. Dhimas marah dengan Sikap Kasih.
Hingga saat ada acara ulang tahun Tiara yang dirayakan sangat besar-besaran pada
tanggal 15 maret 2012 dan sangat meriah
bahkan mengundang banyak wartawan. Dhimas mengatakan.......
“Aku
mencintaimu Tiara”
Didepan
banyak orang Dhimas mengatakan itu dan tak hanya itu ia memegang kedua tangan
Tiara dan berkata “Tiara kita menikah” kata-kata itu membuat Tiara shock dan
kaget dan tak bisa berkata apa-apa lagi. Kasih pun shock juga mendengarnya.
Ka
Dika melindungi ku dari banyak wartawan dan membawa ku masuk kedalam rumah bersama
Dhimas pun juga masuk kedalam. Setelah acara selesai papa mengumpulkan semua
termasuk Dhimas dan keluarga.
“Maksud
kamu apa Dhimas mengatakan itu didepan banyak orang”
“Kalau
memang saya ingin melamar anak bapak, boleh kah”
“Tidak
segampang itu Dhimas” ujar Mama Tiara.
“Baik
pa, Saya selaku ayah dari Dhimas, minta maaf kepada Tiara dan Keluarga atas
sikap anak saya yang membuat acara ulang tahun Tiara berantakan. Nanti saya dan
keluarga akan datang dengan baik-baik untuk melamar Tiara”
Tiara
Hanya bisa diam, tak ada yang bisa ia katakan. Tiba-tiba Tiara pinsan dan
hidungnya mengeluarkan darah. Tiara pun dibawa kekamar. Dhimas dan keluaganya
pun pulang dan Tiara tak ditangani sendiri.
Dua
minggu kemudian, keluarga besar Dhimas datang dengan maksud untuk melamar
Tiara. Dan kabar baiknya, papa, mama dan ka Dika pun telah berunding untuk
menerima lamaran tersebut. Setelah semua setuju, acara pernikahan pun akan
segera dilaksanakan.
ΩΩΩΩ
02 juni 2012
Pernikahan
Tiara dan Dhimas pun dilaksanakan. Acara ijab kabul pun dilaksanakan jam 08.00
pagi. Semua keluarga besar Tiara dan Keluarga besar Dhimas yang dari palembang
pun juga datang. Acara ijan dan kabul pun terlaksana dengan baik dan lancar.
Hari ini Tiara resmi menjadi istri Dhimas begitu juga dengan Dhimas telah resmi
jadi suami Tiara, baik secara islam maupun dari pemerintah.
Pernikahan
Tiara dan Dhimas begitu mendadak dan mendesak. Dengan kondisi Tiara yang
semakin hari semakin parah, tapi Tiara tak tau dengan kondisi yang kini ia
derita. Hanya Dhimas dan Dika saja yang tau. Dhimas melakukan ini juga karena
terpaksa, melihat kondisi Tiara. Dimana terakhir Dhimas melihat Tiara masuk ke
dalam ICU dan kondisinya sangat kritis.
Empat
bulan kemudian rahasia terbesar pun terbongkar.
“Apa
aku menderita Leukimia dan udah stadium 3” ujar Tiara dalam hati dengan melihat
hasil lab yang Tiara tak sengaja ketemu di rak buku milik ka Dika dan saat itu Tiara sedang mencari buku.
Dika
masuk kekamar karena kelamaan menunggu Tiara yang tak kunjung kembali.
“Tiara,
kamu lama sekali mencari bukunya” ujar Dhimas yang langsung masuk kekamar dan
kaget melihat Tiara yang memegang hasil lab.
“Ka,
kenapa kakak sembunyikan ini dari Tiara”
“Maaf
kan kakak Tiara, kakak tidak ingin kamu terluka”
Hidung
Tiara pun mengeluarkan darah, kini darahnya tak setetes tapi sangat banyak.
Tiara tutup hidungnya dengan tangannya dan melihat darah yang terus keluar,
Tiara hanya diam dan jatuh pinsan.
Dika
pun langsung membawa Tiara kerumah sakit dan menghubungi Dhimas, suami Tiara
yang sedang kerja di kantor TNI. Mama dan Papa Tiara sedang tak ada di rumah,
mereka sedang berlibur ke makasar sekaligus dinas keluar kota.
Tiara
langsung dibawa keruang UGD dan jantungnya sedang dipacu oleh dokter. Karena
terlalu banyak darah yang keluar, Tiara tak sadarkan diri bahkan jantungnya
berhenti. Dhimas datang.
“Bagaimana
kondisi Tiara kini”
“Tiara
kritis”
“Kog
bisa Dika”
“Tiara
sudah tau semuanya Dhimas”
“Tiara
sudah tau semuanya”
“Ya
sekarang keputusan ada ditangan kamu Dhimas, Tiara sangat membutuhkan kamu saat
ini dari pada aku. Jaga dia dan jangan kamu tinggal kan dia”
“Baik,
aku akan jaga Tiara”
“Kamu
ngak usah khawatir masalah biaya rumah sakit, biar saya yang urus semuanya.
Tugasmu hanya menjaga Tiara saja”
Dokter
pun keluar dengan raut wajah yang kurang menyenangkan.
“Dokter
bagaimana dengan Tiara, adik saya” ujar Dika.
“Ia
Dok” ujar Dhimas.
“Kini
kondisi Tiara sudah sangat parah, jalan satu-satunya hanya operasi”
“Operasi
dok??” ujar Dika yang bingung.
“Ia
Operasi yang saya maksud adalah Tiara harus melaksanakan pencangkokkan sumsung
tulang belakang. Hanya itu cara yang dapat membuat ia sembuh dan normal seperti
biasa”
Mama
dan papa Tiara pulang kerumah. Melihat kondisi rumah yang sangat sepi tak ada orang,
membuat mereka bingung.
“Anak-anak
kemana ya pa?”
“Ia
ya ma, rumah sangat sepi”
“Bi
Mina.......” ujar Mama Tiara.
“Ia
bu.....”
“Ibu
sama bapak baru pulang, maaf ya bu, saya lagi menjemur pakaian diatas jadi ngak
tau ibu sama bapak pulang”
“Ya
sudah ngak apa-apa? Anak-anak kemana? Tiara biasanya sambut mamanya kalau baru
pulang”
“Ibu
ngak tau Non Tiara kan sekarang dirumah sakit, hidungnya berdarah bu”
“Kamu
serius Mina”
“Ia
pak? Tadi dibawa sama Den Dhimas dan Den Dika”
“Pa
kita harus kerumah sakit sekarang”
“Ia
ma!”
“Bi
bawa barang-barang masuk kekamar ya”
“Baik
bu”
Pak
Wijaya beserta Bu Ani (Kedua orang tau Tiara dan Dika). Langsung kerumah sakit,
Bu Ani sangat cemas dan terus uring-uringan. Akhirnya 1 jam perjalanan dari
rumah menuju rumah sakit, Pak Wijaya dan Bu Ani pun tiba. Ibu Ani melihat Dika
yang sedang mengurus adiministrasi.
“Dika????????????????”
“Mama,
Papa!!!!!!!!!!!!!!”
“Dika,,,,,,
Tiara bagaimana, sekarang ada dimana?”
“Tiara
sekarang di ruang ICU mah, kondisinya sangat parah, kini hanya bantuan alat
yang membuat Tiara masih hidup ma, kalau alat itu dilepas Tiara pergi dari kita
Ma”
“Antar
kan mamamu ketempat Tiara sekarang Dika”
“Baik
pa, Tunggu sebentar masih harus urus administrasi”
“Udah
kamu antarkan Mama mu, biar ini papa yang urus”
Dika
mengantar Mama ketempat Tiara dirawat. Lantai 5 Tiara dirawat dan selama ini
tak ada yang boleh masuk, hanya boleh liat dari luar pintu.
“Ma,
jangan masuk, Dokter melarang kita masuk”
“Tapi
Dika, mama harus melihat Tiara dengan dekat, Mama ngak tega lihat Tiara seperti
ini”
“Maaf,
ibunya Tiara ya?”
“Ia
Dok, saya ibunya Tiara”
“Begini
bu, melihat Kondisi Tiara yang semakin parah, kami tak menginjkan orang luar
untuk masuk kedalam ruangan. Meskipun ibu adalah ibunya Tiara, sekali maaf ya
bu. Saya mengerti apa yang ibu rasakan”
Tiara
sadar, jari-jarinya bergerak dan memanggil “Ka Dika, Ka Dika dimana?”
“Dok
Mohon kesini!” Ujar Suster yang lagi memeriksa kondisi Tiara.
“Tunggu
sebentar ya”
Tak
lama Dokter masuk, Dokter pun keluar dan berkata “Yang namanya Dika mana?’
“Saya
Dika Dok”
“Pasien
ingin bertemu dengan anda”
“Mas
Dika, pakain ini dulu ya” ujar Suster.
Dika
memakai masker, sarung tangan, dan baju khusus. Dika pun masuk.
“Kakak,
Tiara kangen sama kakak, Tiara sayang sama kakak. Tapi kenapa kita tak bisa
bersatu kak, apa karena Tiara adik kakak”
Tiara
sesak nafas, dan Dika pun keluar. Tak hanya sesak nafas, keluar darah dari
mulutnya dan sangat banyak. Keluarganya pun akhirnya diperbolehkan masuk.
“Mas
Dika, ibu, bapak dan Mas Dhimas, harus sabar ya melihat kondisi Tiara. Tiara
sudah tak bisa diselamatkan lagi. Sudah terlalu banyak darah yang dikeluarkan
dari mulutnya. Jadi harus di ikhlaskan”
Semunya
masuk dan Tiara membisikkan satu-satu kata terakhir untuk semuanya.
Pertama
Mama “Ma, jangan nangis kalau Tiara pergi tinggalkan Mama. Tiara sayang sama
Mama. Anggap Dhimas seperti anak mama ya”
Kedua
Papa “Pa jaga mama ya, jangan sampai mama nangis karena Tiara pergi. Tiara
sayang papa. Love you so much”
Ketiga
Dhimas “Dhimas terima kasih, kamu sudah mau jadi suami aku, maaf kalau selama
aku jadi istri kamu, aku selalu buat kamu kecewa, setelah aku pergi, carilah
Kasih, cintailah dia, aku doakan kamu bahagia dengannya”
Dan
yang terakhir Dika “Ka, Tiara ingin kakak ucapkan sayang dan cinta sama Tiara
ditelinga Tiara sekarang”
“Tiara,
adik ku yang kakak sayang dan kakak Cinta, sangat berat kakak tinggalkan kamu,
tapi kamu harus tau sampai kapan pun kamu ada selalu dihati kaka, Love you
Tiara”
Tiara
menghela nafasnya terkahir setelah mendengar kata-kata dari Dika.
02 oktober 2012
Empat
bulan kemudian, Dika mendapatkan kirimiman paket. Didalamnya terdapat sebuah CD
player dan Dika membuka di Laptop. Dika meneteskan air mata setelah melihat
vidio yang dibuat Tiara di Korea. Semua aktivitas Tiara di korea hingga Tiara
juga mengungkapkan isi hatinya kepada Dika. Sungguh cinta Tiara kepada Dika,
dan di ending vidio Tiara, Tiara berkata “Ka mungkin setelah kakak liat vidio
ini kakak sudah tak lihat Tiara lagi, sudah lama Tiara sakit, semenjak semester
7 di korea, Tiara sudah mulai sakit dan selama dijakarta nanti Tiara akan
menjalankan Terapi sampai maut memisahkan jiwa dan raga Tiara ka. Tiara Cinta
sama kakak, Tiara ingin sekali disisa hidup Tiara bersama kakak”
“Tiara
dimana pun kamu berada sekarang, kakak sadar kalau selama ini. Kakak ngak tau
kalau kamu mencintai kakak sampai seperti itu. I love you Tiara”
Tiba-tiba
jendela kamar Dika terbuka dengan sendirinya dan angin kencang masuk kedalam
kamarnya. Dika melihat Tiara melambaikan tanganya dan tersenyum. Lalu jendela
kamar Dika tertutup kembali.
“Cinta
datang kapan pun, tak ada yang tau kapan cinta itu datang dan kapan cinta itu
pergi. Yakinlah kalau cinta itu ada dalam hati mu, dalam hatinya dan dalam hati
ku”
End