Minggu, 11 November 2012

Penggabungan Usaha


Penggabungan Usaha
Merupakan pernyataan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan perusahaan lain atau mempunyai kendali (control) atas aktiva dan operasi perusahann lain.
Penggabungan usaha adalah usaha pengembangan atau perluasan perusahaan dengan cara menyatukan perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain menjadi satu kesatuan ekonomi.
Ø   Jenis dan bentuk penggabungan usaha:
Jenis penggabungan usaha:
a.    Akuisisi adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan yaitu pengakuisisi, dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban atau mengeluarkan saham.
b.    Penyatuan kepemilikan adalah suatu penggabungan usaha dimana para pemegang saham perusahaan yang bergabung bersama-sama menyatukan kendali atas seluruh aktiva neto dan operasi kendali perusahaan yang bergabung tersebut dan selajutnya memikul bersama-sama resiko dan manfat yang melekat pada entitas gabungan, sehingga tidak ada pihak yang dapat diindentifikasi sebagai perusahaan akuisisi.

Ø   Bentuk penggabungan usaha:
Dari segi hukum:
a.    Merger = Penggabungan uasaha dengan carasatu perusahaan membeli perusahaanlain yang kemudian perusahaan yang dibelinya tersebut menjadi anak perusahaannya atau dibubarkan.
b.    Konsolidasi = Penggabungan usaha dengan cara satu perusahaan bergabung dengan perusahaan lain membentuk satu perusahaan baru.
c.    Afiliasi = Penggabungan usaha dengan cara membeli sebagian besar saham atau seluruh saham perusahaan lain untuk memperoleh hak pengendalian.
Ø   Sifat penggabungan usaha:
a.    Horizontal Iintegration adalah perusahaan-perusahaan dalam lini uasaha atau pasar yang sama. Misal: perusahaan consumer product bergabung dengan perusahaan consumer product juga.
b.    Vertika Integration adalah  penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan operasi yang berbeda, secara berturut-turut , tahapan produksi usaha atau distribusi yang sama. Misal : Merck dan Co salah satu produsen obat terbesar mengakuisisi Medco Containment Services, Inc, distributor obat-obatan dokter.
c.    Conglomeration adalah perusahaan-perusahaan dengan produk atau jasa yang tidak saling berhubungan dan bermacam-macam
Ø   Metode pencatatan penggabungan usaha:
a.    Metode penyatuan kepemilikan
b.    Metode pembelian

Medical Check UP


Prosedur Pelayanan Medical Check Up (MCU)
A.       Deskripsi Kegiatan
Pasien datang ke Klinik Harapan Bunda, pasien melakukan pendaftaran ke bagian pendaftaran. Bagian  Pendaftaran menanyakan kepada Pasien sudah pernah datang atau baru pertama kali datang. Jika pasien belum terdaftar, petugas akan memberikan form pendaftaran. Pasien mengisi form pendaftaran, pasien harus mengisi sendiri form pendaftaran tersebut. Jika tidak, maka bisa diwakilkan oleh keluarga atau siapa saja yang mengantar pasien ke Klinik. Setelah form diisi, form selanjutnya diberikan pada petugas.
Petugas memeriksa kelengkapan isi form pendaftaran. Setelah semuanya telah terisi dengan lengkap, petugas membuat kartu berobat dan memberikan kartu berobat kepada pasien. Lalu pasien akan masuk kedalam list pasien hari ini dan pasien menunggu giliran untuk berobat dengan menunggu tanda panggilan dari petugas.
 Petugas mencatat data pasien dan keluhan penyakit serta mengurutkan data pasien hari ini sesuai waktu kedatangan pasien dan memanggil pasien berdasarkan urutan yang telah dibuat sebelumnya untuk masuk ke ruangan dokter,semuanya di simpan dalam 1 file dengan Microsoft Excel.
Pasien masuk ke ruangan dokter. Rekam medis sudah dibuka di 1 file yang telah diisi oleh bagian pendaftaran dan dibuka oleh dokter. Pasien menceritakan keluhan, gejala, riwayat penyakit pada dokter. Setelah pasien menceritakan keluhan tersebut, dokter melakukan analisa terhadap keluhan tersebut. Selanjutnya dokter melakukan pemeriksaan fisik pasien, berdasarkan hasil analisa dokter tersebut. Selesai melakukan pemeriksaan fisik dokter menuliskan hasil pemeriksaan fisik pasien pada Rekam Medis Pasien di file medical record.
Dokter merasa perlu melakukan tindakan fisik lanjutan dan tindakan fisik lanjutan tersebut dapat dilakukan di klinik, dokter menawarkan persetujuan pasien untuk pemeriksaan tindak lanjut, jika pasien tidak menyetujui untuk diadakannya pemeriksaan lanjut, maka dokter akan menuliskan analisa berdasarkan keluhan pasien.
Jika pasien menghendaki adanya pemeriksaan lanjut maka dokter akan melakukan pemeriksaan lanjut, jika tindakan lanjut berupa USG, maka dokter akan melakukan tindakan lanjut didalam ruangan, karena alat USG memang berada di dalam ruangan dokter. Jika tindakan lanjutan berupa cek Lab atau Rontgent,maka dokter akan menuliskan form permintaan pemeriksaan lanjutan kepada bagian terkait,setelah form permintaan pemeriksaan lanjut ditulis dokter maka dokter mengarahkan pasien untuk menuju bagian terkait.
Setelah pasien menerima hasil pemeriksaan dari bagian pemeriksaan lanjut (Rontgent atau Laboratorium) maka pasien akan masuk kedalam ruangan dokter (case ini disesuaikan dengan antrian yang ada) ,maka hasil analisa tadi diberikan ke dokter untuk kemudian dianalisa oleh dokter,dan ketika analisa dokter selesai dokter menuliskan hasil analisa di file medical record dan dokter menuliskan resep dokter di file medical record tersebut serta menuliskan resep untuk pasien,dan menuju bagian administrasi.
B.       Fungsi yang terkait
Ø  Bagian Pendaftaran
Ø  Bagian Dokter
Ø  Bagian Rontgent
Ø  Bagian Laboratorium
Ø  Bagian Administrasi Keuangan 
Bagian Pendaftaran
a.    Bertugas melakukan pencatatan dokumen pasien dalam hal ini untuk medical record tiap pasien.
b.    Bertanggung jawab dalam pembukaan pencatatan dokumen pasien,dan semua medical record pasien.
c.    Bertugas membuat SOP dalam hal pendaftaran pasien,dan pengurusan dokumen pasien.
d.    Bertanggung jawab penuh atas dokumen pasien dari pasien masuk hingga pasien keluar dari klinik 
Bagian Dokter
a.         Bertugas melakukan analisa terhadap pasien dan berhak untuk mengambil tindakan selanjutnya (melakukan pemeriksaan lanjut berupa : USG,Test Lab,Rontgent) tentunya dengan persetujuan pasien.
b.             Bertanggung jawab penuh terhadap hasil analisa penyakit pasien,resep obat yang diberikan dan medical record yang diberikan kepada pasien.
Bagian Rontgent
a.            Bertugas melakukan pemeriksaan (pemfotoan) kepada pasien atas request dari dokter.
b.            Bertanggung jawab atas hasil rontgent yang dikeluarkan (aperture, keterangan foto) agar memudahkan dokter dalam hal ini menganalisa hasil rontgent
c.            Bertanggung jawab atas hasil rontgent yang dikeluarkan
d.            Melakukan pemeriksaan rutin terhadap unit alat rontgent dan melaporkan jika ada kerusakan yang terjadi kepada bagian teknis. 
Bagian Laboratorium         
a.         Melakukan analisa laboratorium atas permintaan dari dokter.
b.         Menjaga dan mengecek alat analisa laboratorium agar berjalan dengan baik.
c.         Bertanggung jawab akan hasil analisa yang keluar dari hasil test mesin laboratorium.
Bagian Administrasi Keuangan
a.         Bertanggung jawab atas pembayaran Medical Check Up pasien.
b.         Memberikan bukti pembayaran kepada pasien.
c.         Melakukan pengecekan sebelum memberikan bukti pembayaran
Bagian Apotek
a.         Bertugas mengerjakan resep dari dokter,biasanya racikan sendiri dengan komposisi yang telah ditentukan dokter.
b.         Bertanggung jawab untuk setiap racikan obat yang telah dibuat.
c.         Pembelian keperluan apotek setiap bulan (Kapsul,Alat Bantu Medis)
d.         Menyimpan arsip medical record berupa resep dokter untuk direkap perbulan untuk keperluan arsip apotek
C.       Informasi yang diperlukan manajemen
a.    Bagian administrasi harus melaporkan atas Laporan keuangan pemeriksaan pasien, Laporan Film Rontgent Keluar , Laporan peralatan laboratorium yang digunakan per hari,per minggu,per bulan dan per tahun.
b.    Jumlah atau banyaknya pasien yang datang tiap harinya.
c.    Nama dan alamat pasien yang datang.
d.    Otorisasi pejabat yang berwenang.

D.       Dokumen yang digunakan
a.         Medical Record pasien
Medical record adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Medical record ini bermanfaat untuk menetapkan pembiayaan dalam pelayanan kesehatan serta dapat digunakan sebagai bukti pembayaran pasien.

Selasa, 24 April 2012

Gara-Gara Ingin Naik Pangkat Malah Jatuh Cinta-part 3


Gara-Gara Ingin Naik Pangkat Malah Jatuh Cinta
Part 3
Entah kenapa sejak bertemu kedua orang tua Dhimas, Tiara merasa nyaman. Tiara sering curhat dengan ibunda Dhimas, semua rasa yang ia rasakan selalu Tiara curahkan padanya. Tiara sering nangis. Bahkan ibunda Dhimas senang sering didatangkan Tiara. Ibunda Dhimas berharap Tiara yang akan menjadi Istri Dhimas kelak. Tapi semua tak mungkin. Tiara hanya cinta kepada kakanya sendiri sedangkan Dhimas telah memiliki Kasih, pacarnya sejak SMA di palembang.
Suatu hari saat Tiara main ke tempat apartemenya yang mana telah ditempati kedua orang tua Dhimas. Dengan wajah yang ceria, Tiara datang dan membawa sekotak kue yang Tiara beli di Toko kue favoritenya. Saat Tiara datang dan masuk. Tiara terdiam saat melihat ada Kasih yang sedang masak bersama ibu. Saat Tiara membalikan badanya untuk pergi, ibu Dhimas memanggil.
“Tiara, mau kemana nak”
“Eh ibu, assalamualaikum” ujar Tiara yang juga mencium tangan ibu.
Tiara memanggil kedua orang tua Dhimas dengan sebutan ibu dan bapak dan bahkan mereka telah mengangap Tiara seperti anak mereka sendiri.
“Ada Tiara, masuk kog enak banget ya, ngak ketuk pintu dulu, kaya rumahnya sendiri aja” sindir Kasih.
“Kasih, jangan bicara seperti itu kepada Tiara, ini apartement Tiara yang punya, ibu numpang di rumahnya”
“Ngak apa-apa kog bu”
“Oh ya bu, Ini Tiara bawakan kue untuk ibu sama bapak”
“Ya ampun nak, jadi merepotkan kamu”
“Ngak apa-pa kog bu, ngak merepotkan Tiara kog, ibukan udah seperti mama Tiara”
Kasih merasa tersaingin dengan kedatangan Tiara yang kasih anggap itu sebagai ancaman yang sangat besar untuknya. Kasih semakin hari semakin membuat Tiara kesal, ia mencoba mendekati ka Dika, dan membuat Tiara cemburu. Kasih tak sadar itu malah membuat hubungannya dengan Dhimas semakin memanas. Dhimas marah dengan Sikap Kasih. Hingga saat ada acara ulang tahun Tiara yang dirayakan sangat besar-besaran pada tanggal 15 maret 2012 dan sangat meriah bahkan mengundang banyak wartawan. Dhimas mengatakan.......
“Aku mencintaimu Tiara”
Didepan banyak orang Dhimas mengatakan itu dan tak hanya itu ia memegang kedua tangan Tiara dan berkata “Tiara kita menikah” kata-kata itu membuat Tiara shock dan kaget dan tak bisa berkata apa-apa lagi. Kasih pun shock juga mendengarnya.
Ka Dika melindungi ku dari banyak wartawan dan membawa ku masuk kedalam rumah bersama Dhimas pun juga masuk kedalam. Setelah acara selesai papa mengumpulkan semua termasuk Dhimas dan keluarga.
“Maksud kamu apa Dhimas mengatakan itu didepan banyak orang”
“Kalau memang saya ingin melamar anak bapak, boleh kah”
“Tidak segampang itu Dhimas” ujar Mama Tiara.
“Baik pa, Saya selaku ayah dari Dhimas, minta maaf kepada Tiara dan Keluarga atas sikap anak saya yang membuat acara ulang tahun Tiara berantakan. Nanti saya dan keluarga akan datang dengan baik-baik untuk melamar Tiara”
Tiara Hanya bisa diam, tak ada yang bisa ia katakan. Tiba-tiba Tiara pinsan dan hidungnya mengeluarkan darah. Tiara pun dibawa kekamar. Dhimas dan keluaganya pun pulang dan Tiara tak ditangani sendiri.
Dua minggu kemudian, keluarga besar Dhimas datang dengan maksud untuk melamar Tiara. Dan kabar baiknya, papa, mama dan ka Dika pun telah berunding untuk menerima lamaran tersebut. Setelah semua setuju, acara pernikahan pun akan segera dilaksanakan.
ΩΩΩΩ
02 juni 2012
Pernikahan Tiara dan Dhimas pun dilaksanakan. Acara ijab kabul pun dilaksanakan jam 08.00 pagi. Semua keluarga besar Tiara dan Keluarga besar Dhimas yang dari palembang pun juga datang. Acara ijan dan kabul pun terlaksana dengan baik dan lancar. Hari ini Tiara resmi menjadi istri Dhimas begitu juga dengan Dhimas telah resmi jadi suami Tiara, baik secara islam maupun dari pemerintah.
Pernikahan Tiara dan Dhimas begitu mendadak dan mendesak. Dengan kondisi Tiara yang semakin hari semakin parah, tapi Tiara tak tau dengan kondisi yang kini ia derita. Hanya Dhimas dan Dika saja yang tau. Dhimas melakukan ini juga karena terpaksa, melihat kondisi Tiara. Dimana terakhir Dhimas melihat Tiara masuk ke dalam ICU dan kondisinya sangat kritis.
Empat bulan kemudian rahasia terbesar pun terbongkar.
“Apa aku menderita Leukimia dan udah stadium 3” ujar Tiara dalam hati dengan melihat hasil lab yang Tiara tak sengaja ketemu di rak buku milik ka Dika  dan saat itu Tiara sedang mencari buku.
Dika masuk kekamar karena kelamaan menunggu Tiara yang tak kunjung kembali.
“Tiara, kamu lama sekali mencari bukunya” ujar Dhimas yang langsung masuk kekamar dan kaget melihat Tiara yang memegang hasil lab.
“Ka, kenapa kakak sembunyikan ini dari Tiara”
“Maaf kan kakak Tiara, kakak tidak ingin kamu terluka”
Hidung Tiara pun mengeluarkan darah, kini darahnya tak setetes tapi sangat banyak. Tiara tutup hidungnya dengan tangannya dan melihat darah yang terus keluar, Tiara hanya diam dan jatuh pinsan.
Dika pun langsung membawa Tiara kerumah sakit dan menghubungi Dhimas, suami Tiara yang sedang kerja di kantor TNI. Mama dan Papa Tiara sedang tak ada di rumah, mereka sedang berlibur ke makasar sekaligus dinas keluar kota.
Tiara langsung dibawa keruang UGD dan jantungnya sedang dipacu oleh dokter. Karena terlalu banyak darah yang keluar, Tiara tak sadarkan diri bahkan jantungnya berhenti. Dhimas datang.
“Bagaimana kondisi Tiara kini”
“Tiara kritis”
“Kog bisa Dika”
“Tiara sudah tau semuanya Dhimas”
“Tiara sudah tau semuanya”
“Ya sekarang keputusan ada ditangan kamu Dhimas, Tiara sangat membutuhkan kamu saat ini dari pada aku. Jaga dia dan jangan kamu tinggal kan dia”
“Baik, aku akan jaga Tiara”
“Kamu ngak usah khawatir masalah biaya rumah sakit, biar saya yang urus semuanya. Tugasmu hanya menjaga Tiara saja”
Dokter pun keluar dengan raut wajah yang kurang menyenangkan.
“Dokter bagaimana dengan Tiara, adik saya” ujar Dika.
“Ia Dok” ujar Dhimas.
“Kini kondisi Tiara sudah sangat parah, jalan satu-satunya hanya operasi”
“Operasi dok??” ujar Dika yang bingung.
“Ia Operasi yang saya maksud adalah Tiara harus melaksanakan pencangkokkan sumsung tulang belakang. Hanya itu cara yang dapat membuat ia sembuh dan normal seperti biasa”
Mama dan papa Tiara pulang kerumah. Melihat kondisi rumah yang sangat sepi tak ada orang, membuat mereka bingung.
“Anak-anak kemana ya pa?”
“Ia ya ma, rumah sangat sepi”
“Bi Mina.......” ujar Mama Tiara.
“Ia bu.....”
“Ibu sama bapak baru pulang, maaf ya bu, saya lagi menjemur pakaian diatas jadi ngak tau ibu sama bapak pulang”
“Ya sudah ngak apa-apa? Anak-anak kemana? Tiara biasanya sambut mamanya kalau baru pulang”
“Ibu ngak tau Non Tiara kan sekarang dirumah sakit, hidungnya berdarah bu”
“Kamu serius Mina”
“Ia pak? Tadi dibawa sama Den Dhimas dan Den Dika”
“Pa kita harus kerumah sakit sekarang”
“Ia ma!”
“Bi bawa barang-barang masuk kekamar ya”
“Baik bu”
Pak Wijaya beserta Bu Ani (Kedua orang tau Tiara dan Dika). Langsung kerumah sakit, Bu Ani sangat cemas dan terus uring-uringan. Akhirnya 1 jam perjalanan dari rumah menuju rumah sakit, Pak Wijaya dan Bu Ani pun tiba. Ibu Ani melihat Dika yang sedang mengurus adiministrasi.
“Dika????????????????”
“Mama, Papa!!!!!!!!!!!!!!”
“Dika,,,,,, Tiara bagaimana, sekarang ada dimana?”
“Tiara sekarang di ruang ICU mah, kondisinya sangat parah, kini hanya bantuan alat yang membuat Tiara masih hidup ma, kalau alat itu dilepas Tiara pergi dari kita Ma”
“Antar kan mamamu ketempat Tiara sekarang Dika”
“Baik pa, Tunggu sebentar masih harus urus administrasi”
“Udah kamu antarkan Mama mu, biar ini papa yang urus”
Dika mengantar Mama ketempat Tiara dirawat. Lantai 5 Tiara dirawat dan selama ini tak ada yang boleh masuk, hanya boleh liat dari luar pintu.
“Ma, jangan masuk, Dokter melarang kita masuk”
“Tapi Dika, mama harus melihat Tiara dengan dekat, Mama ngak tega lihat Tiara seperti ini”
“Maaf, ibunya Tiara ya?”
“Ia Dok, saya ibunya Tiara”
“Begini bu, melihat Kondisi Tiara yang semakin parah, kami tak menginjkan orang luar untuk masuk kedalam ruangan. Meskipun ibu adalah ibunya Tiara, sekali maaf ya bu. Saya mengerti apa yang ibu rasakan”
Tiara sadar, jari-jarinya bergerak dan memanggil “Ka Dika, Ka Dika dimana?”
“Dok Mohon kesini!” Ujar Suster yang lagi memeriksa kondisi Tiara.
“Tunggu sebentar ya”
Tak lama Dokter masuk, Dokter pun keluar dan berkata “Yang namanya Dika mana?’
“Saya Dika Dok”
“Pasien ingin bertemu dengan anda”
“Mas Dika, pakain ini dulu ya” ujar Suster.
Dika memakai masker, sarung tangan, dan baju khusus. Dika pun masuk.
“Kakak, Tiara kangen sama kakak, Tiara sayang sama kakak. Tapi kenapa kita tak bisa bersatu kak, apa karena Tiara adik kakak”
Tiara sesak nafas, dan Dika pun keluar. Tak hanya sesak nafas, keluar darah dari mulutnya dan sangat banyak. Keluarganya pun akhirnya diperbolehkan masuk.
“Mas Dika, ibu, bapak dan Mas Dhimas, harus sabar ya melihat kondisi Tiara. Tiara sudah tak bisa diselamatkan lagi. Sudah terlalu banyak darah yang dikeluarkan dari mulutnya. Jadi harus di ikhlaskan”
Semunya masuk dan Tiara membisikkan satu-satu kata terakhir untuk semuanya.
Pertama Mama “Ma, jangan nangis kalau Tiara pergi tinggalkan Mama. Tiara sayang sama Mama. Anggap Dhimas seperti anak mama ya”
Kedua Papa “Pa jaga mama ya, jangan sampai mama nangis karena Tiara pergi. Tiara sayang papa. Love you so much”
Ketiga Dhimas “Dhimas terima kasih, kamu sudah mau jadi suami aku, maaf kalau selama aku jadi istri kamu, aku selalu buat kamu kecewa, setelah aku pergi, carilah Kasih, cintailah dia, aku doakan kamu bahagia dengannya”
Dan yang terakhir Dika “Ka, Tiara ingin kakak ucapkan sayang dan cinta sama Tiara ditelinga Tiara sekarang”
“Tiara, adik ku yang kakak sayang dan kakak Cinta, sangat berat kakak tinggalkan kamu, tapi kamu harus tau sampai kapan pun kamu ada selalu dihati kaka, Love you Tiara”
Tiara menghela nafasnya terkahir setelah mendengar kata-kata dari Dika.
02 oktober 2012
Empat bulan kemudian, Dika mendapatkan kirimiman paket. Didalamnya terdapat sebuah CD player dan Dika membuka di Laptop. Dika meneteskan air mata setelah melihat vidio yang dibuat Tiara di Korea. Semua aktivitas Tiara di korea hingga Tiara juga mengungkapkan isi hatinya kepada Dika. Sungguh cinta Tiara kepada Dika, dan di ending vidio Tiara, Tiara berkata “Ka mungkin setelah kakak liat vidio ini kakak sudah tak lihat Tiara lagi, sudah lama Tiara sakit, semenjak semester 7 di korea, Tiara sudah mulai sakit dan selama dijakarta nanti Tiara akan menjalankan Terapi sampai maut memisahkan jiwa dan raga Tiara ka. Tiara Cinta sama kakak, Tiara ingin sekali disisa hidup Tiara bersama kakak”
“Tiara dimana pun kamu berada sekarang, kakak sadar kalau selama ini. Kakak ngak tau kalau kamu mencintai kakak sampai seperti itu. I love you Tiara”
Tiba-tiba jendela kamar Dika terbuka dengan sendirinya dan angin kencang masuk kedalam kamarnya. Dika melihat Tiara melambaikan tanganya dan tersenyum. Lalu jendela kamar Dika tertutup kembali.
“Cinta datang kapan pun, tak ada yang tau kapan cinta itu datang dan kapan cinta itu pergi. Yakinlah kalau cinta itu ada dalam hati mu, dalam hatinya dan dalam hati ku”



      End
  


Sabtu, 07 April 2012

Gara-Gara Ingin Naik Pangkat Malah Jatuh Cinta-part 2


Gara-Gara Ingin Naik Pangkat Malah Jatuh Cinta
Part 2
Walau terus disakiti, Tiara tetap bertahan dan bersabar. Suatu hari nanti pasti keajaiban akan datang. Mama dan papa tak bisa berbuat apa-apa, mama selalu berkata “Ara kamu harus sabar ya, suatu saat keajaiban akan datang padamu”. Kata-kata itu tak pernah Tiara lupakan. Sudah tiga bulan Dika tak ada perubahan tapi belakang ini, kepalanya terus terasa sakit dan sebagian bayangan hitam terus membayangi dirinya. Sedikit demi sedikit ia mulai mengingat cuma masih kabur.
Tiara duduk sendirian di taman belakang dekat kolam renang, Tiara menangis, Dika melihat Ara yang menangis, Dika merasa sangat sakit dan mendekati Ara yang sedang nangis, tapi Dhimas pun keburu datang dan mengajak Tiara pergi.
“Lho kemana cewe itu?”
Dika mencari-cari.
Sebelum Dika menghampiri Ara ditaman, Dhimas datang terlebih dahulu.
“Non, kenapa? Jangan sedih Non”
“Aku ngak sedih, aku hanya terluka”
“Bagaimana kalau saya ajak Non jalan-jalan biar Non tak sedih lagi”
“Ngak usah lah”
“Tapi Non, saya lakukan semata-mata karena Non telah membatu saya, kalau bukan Non Kasih ngak mungkin bisa maafkan saya sampai hari ini”
“Baiklah”
Malam hari pun datang, Ara pun pulang bersama Dhimas dan tertawa bahagia.
“Ara kamu kenapa?” Ujar mama.
“Aku senang sekali ma, Hari ini Dhimas ajak aku jalan-jalan tak hanya itu ma, ia belikan aku eskrim, pokonya aku senang banget hari ini”
“Malam sekali pulangnya, Pergi kemana saja kamu? dasar cewe aneh! baru diajak pergi sama supir aja senangnya minta ampun, bagaimana kalau diajak sama teman-temanya? Pasti bahagia banget ya”
“Kakak kog bicara seperti itu, Aku bukan cewe aneh, tapi kakak tuh yang aneh”
“Aku yang aneh, ngak salah bicara. Oh ya baru ingat kamu ini kan cuma anak angkat mama dan papa jadi wajar bergaul dengan supir”
“Asal kakak tau ya, walau aku cuma anak angkat mama dan papa, aku bukan cewe murahan, aku masih bisa berpikir mana yang baik buat ku mana yang bukan dan perlu kakak tau aku ini ngak bodoh, aku kuliah bahkan bukan disini tapi di korea” Tiara nangis dan masuk kamar.
“Kenapa sih dengan ku? kenapa aku bicara kasar dengan cewe itu”
“Dika, kamu kenapa marah-marah dengan adikmu”
“Mama kog belain cewe itu bukan aku, aku kan anak mama dan papa”
“Dika.....” ujar mama dengan suara lantang.
“Mama kenapa?, kog jadi bentak Dika”
“Udah lah Dika, kamu udah dewasa jangan kaya anak kecil”
Keesokan harinya saat makan pagi, Ara turun untuk makan pagi diruang makan, Mama Papa dan Ka Dika pun sedang makan. Saat Ara menghampiri untuk makan di meja makan, Ara pergi dan tak jadi makan dimeja makan.
“Ara kamu mau kemana? Sarapan pagi bersama-sama seperti biasa”
“Ngak usah Ma, nanti Ka Dika malah jadi ngak nafsu makan gara-gara Ara makan bareng dimeja makan, Ara makanya nanti saja. Lagian Ara cuma anak angkat mama dan papa kan”
“Udah lah Ma biarkan saja cewe itu mau makan atau ngak?”
“Dika kamu jangan bicara seperti itu”
“Dika....” ujar papa membentak Dika. Dika diam dan lanjutkan makan.
Papa dan Mama membicarakan kondisi Dika yang semakin hari semakin keterlaluan terhadap Ara putri kandung mereka.
“Pa bagaimana ini? Kita tak bisa biarkan ini berlarut-larut, mama ngak mau Ara dibilang anak angkat kita, Dika lah anak angkat kita Pa”
“Papa juga bingung Ma, harus berkata apa lagi, Dokter berpesan agar jangan buat Dika tertekan dengan kondisi ini. Papa juga takut kondisi Dika semakin parah”
“Terus sampai kapan Pa?”
“Papa juga ngak tau Ma”
Malam hari Ara duduk dipinggir kolam renang, saat Ara mau bangun, kaki Ara malah kepleset hingga jatuh kedalam kolam, Tara yang kebetulan lewat melihat dan berteriak memanggil orang rumah.
“Tuan, Nonya..... Non Ara jatuh kedalam kolam”
Mama, Papa panik dan Tara memanggil Dhimas untuk menolong Tiara, Dhimas buru-buru datang, Dhimas pun juga baru kelar mandi. Mereka berdua langsung menuju kolam renang belakang rumah. Andika keluar, Tiara yang masih kelihatan di dasar kolam, kini tenggelam dan Tiara memegang kalung yang Ka Dika berikan.
“Pa Ara gimana?”
Tiba-tiba Dika langsung menyeburkan dirinya dan menolong Ara, Dika sendiri pun tak tau dengan-nya. Dika merasa ada yang mendorongnya untuk menolong Ara. Dhimas dan Tara pun datang dan Ara pun telah dibawa keatas pinggir kolam. Dika langsung membawanya kekamar.
“Ma hubungi dokter, cepat ma”
Mama diam dan bingung “ Ma ayo cepat” ujar Dika yang panik.
Dokter pun datang dan mengeluarkan air dari dalam tubuh Ara. Tak lama setelah dokter pulang, Ara pun sadar.
“Ara kamu ngak apa-apa kan” ujar Dika yang langsung dekap Ara dan hanya diam dan bingung.
“Ara ngak apa-apa ka”
“Syukur kamu ngak apa-apa, kakak khawatir sama kamu”
ΩΩΩΩ
Tiga hari kemudian. Kini ka Dika sudah tak marah seperti dulu, ia baik sekali pada ku. tapi aku masih sangat cagung dan tak tau kenapa aku bisa seperti ini. Dhimas mengajar pacaranya Kasih untuk makan bareng dan karena hari ini hari minggu, Dhimas meminta ijin kepada pak Wijaya.
“Maaf pa, hari ini kan hari minggu, bolehkan saya meminta izin untuk pergi jalan-jalan dengan pacar saya”
“Mau pergi hari ini.... maaf ya Dhimas bukan saya ngak ngizinin kamu tapi hari ini kamu kan....”
Tiara potong pembicaraan papa dan Dhimas “Maaf pa, tapi hari ini kan hari libur, biarkan Dhimas pergi dengan pacarnya, lagian selama ini papa ngak pernah memberikanya libur ka”
“Ara.....”
“Udah Dhimas kamu pergi saja, urusan papa biar aku saja, kamu bawa mobil biar Kasih senang” ujar Ara yang tersenyum pada Dhimas.
“Makasih Non”
Dhimas pergi. “Pa Tiara mau bicara!”
“Mau apa lagi Ara”
“Pa Tiara udah tau apa yang terjadi antara Dhimas sama papa?”
“Maksud kamu apa Ara”
“Papa meminta Dhimas untuk menemani aku, menjaga aku dan menghibur aku selama dijakarta dan papa juga mengiming-imingkan janji akan menaikan pangkatnya kan Pa”
“Ara tau dari mana? Mana mungkin papa seperti itu”
“Udah lah pa, Tiara udah tau semua. Pa ngak baik seperti itu, papa ngak bisa seenak papa menyuruh Dhimas yang mungkin akan memberatkan-nya. Lagian kenapa hanya Dhimas, Tara bagaimana?”
“Maaf kan Papa Tiara, bukan maksud papa lakukan itu, tapi papa sayang sama kamu”
“Kalau papa sayang sama aku, aku mohon papa naikan pangkat mereka sekarang dan jang Dhimas saja, Tara juga pa?”
“Baik lah Ara, papa akan pikirkan. Karena tak mudah untuk papa melepaskan mereka”
Tiara pun pergi keRestaurantnya bersama Tara. “Tara sebaiknya kamu langsung pulang, nanti takut papa atau mama mau pergi, kan Dhimas lagi libur sehari”
“Baik Non”
Tiara bosan di ruang kerjanya, ia keluar dan mengganti pakaiannya dengan pakain waiteres.
“Mba Tiara, kenapa memakai pakaian ini”
“Aku bosan diruang kerjaku, lagian ini kan restaurat punya ku, aku mau bantu kalian semua jadi pelayan disini? lagian lagi ramai kan. Pasti butuh tenaga banyak”
Tiba-tiba Kasih dan Dhimas pun sedang makan ditempat yang sama.
“Kita makan disini aja ya? Tempatnya selain indah juga nyaman? Lagian restoran ini juga relatif murah”
“Ya terserah kamu aja, aku ikut aja”
Tiara pun lewat. “Pelayan?”
Tiara membalikan badanya. “Itu kan Dhimas dan Kasih, mereka makan disini?”
“Saya pesan makanan paling favorite disini? yang makanan indo ya”
“Baik, menu favorite indo disini ada banyak, ada ayam bakar bumbu balado, Ikan Presto bumbu Bali, Daging sapi bumbu Manado dan Tumis kangkung Ala bumbu rempah-rempah”
“Cuma itu makanan favorite di restoran ini!”
“Masih banyak cuma makanan yang saya sebutkan itu tadi banyak sekali yang menggemari dan suka. Tak hanya orang indo saja, orang mancanegara pun juga memasanya”
“Oh begitu ya?”
“Ya, jadi Mas dan Mba ini mau pesan apa?”
“Bisa ngak kalau bicara ngak nunduk?”
“Maaf” Tiara angkat wajahnya.
“Oh Tiara, pantas suaranya?”
“Jadi mau pesan apa?”
“Pokonya yang enak dan yang penting yang paling mahal ya?”
“Baiklah mohon tunggu sebentar”
Tiara pergi “Kasih uang dari mana kalau kamu pesan yang mahal-mahal”
“Udah tenang aja?”
“Tenang gimana?”
“Uang gaji mu kan besar, masa ngak punya uang untuk belikan aku makan!” Kasih cemberut.
Mama, Papa, Ka Dika dan Tara pun datang. Aku yang kembali keruang kerja ku pun dipanggil Sania, pekerja direstaurant.
“Tok-tok...”
“Masuk”
“Maaf Mba, Keluarga mba datang kesini”
“Oh ya suruh mereka nunggu diruang VIP ya, aku segera datang”
Tiara keluar dan menemui keluaganya itu. Kami semua makan dan Tara pun ikut makan dalam satu meja. Lalu Kasih dan Dhimas lewat, Kasih masuk keruang VIP dan dengan sengaja menumpahkan Air kebaju ku.
“Aduh Kasih, Minta maaf sekarang”
“Maaf kan kesalahan pacar saya bu, Pak, Non Ara”
Ara hanya diam dan tersenyum. “Udah ngak apa-apa kog”
“Tuh kan sayang, dia bilang ngak apa-apa”
“Oh Tiara, Boleh ikut makan disini kan?”
“Silakan”
“Tomi, ambilkan kursi lagi”
ΩΩΩΩ
Semua makan bersama, Kasih terus memandang ka Dika. Mungkin Kasih suka dengannya. Ara sangat cemburu. Makanan yang Tiara makan hanya Tiara berantakin, Tiara kesal dan pergi dari meja makan.
“Maaf, Pa, Ma, Ka Dika, semuanya Tiara banyak kerjaan” Tiara pergi begitu saja.
“Dhimas kamu kejar Tiara” ujar papa.
“Baik Pak”
Dhimas mengejar Tiara dan ternyata Ara berdiri didekat kolam renang di belakang restaurant.
“Maaf Non saya ganggu Non disini”
“Mau apa lagi kamu Dhimas kesini, mau coba hibur aku, pecuma”
“Maaf kan kalau saya dan kasih telah membuat Non kesal”
“Kamu bilang ya sama pacar kamu sih Kasih itu, jangan sok keganjenan, dia ngak liat apa ada kamu disitu dan kenapa harus Ka Dika” Tiara meneteskan air mata.
“Maaf Non Kasih bukan orang seperti itu”
“Bukan kaya begitu? Kamu ngak liat kasih terus memandang Ka Dika”
“Itu ngak mungkin Non”
“Ngak mungkin apanya
“Ia ngak mungkin Non”
Tiba-tiba ada anak kecil lari-larian dan tak sengaja mendorong Tiara, hingga Tiara terjatuh. Tiara memegang tangan tangan Dhimas sehingga mereka pun terjatuh berdua. Mama, Papa, ka Dika, Tara dan Kasih kebelakang restaurant karena mendengar Tiara dan Dhimas tercebur kedalam kolam. Dhimas dan Tiara pun telah berada diatas kolam, tapi Tiara pinsan tak sadarkan diri. Dika lihat Dhimas yang menggendong Tiara, Dika marah.
“Turunkan Tiara”
Dika pun menurunkan Tiara dan Dika pun yang mengendong Tiara serta membawa Tiara keruangnya. Tak lama kemudian Tiara pun sadar.
Dika langsung memeluk Tiara “Ara, kamu buat kakak khawatir”
“Apa? Ara ngak salah dengar kan, Kakak Khawatir sama Ara”
Tiba-tiba Dika melepaskan pelukannya dan berkata “Apa? Kakak khawatir sama kamu, maaf ya Ara itu ngak mungkin”
Tiara sangat kecewa, Tiara berpikir ka Dika telah kembali seperti dulu tapi kenyataanya masih sama.
“Sayang, jangan diambil hati ya, Mama yakin suatu hari Dika akan kembali seperti dulu”
Tiga hari kemudian, saat Tiara sedang jalan-jalan dan ketika itu terjadi kemacetan yang sangat parah karena ada seorang ibu-ibu dan bapak-bapak yang keserempet motor dan yang menbrak mereka pergi begitu saja. Tiara keluar dari mobilnya dan melihat apa yang sedang terjadi.
“Ada apa ya?”
“Itu ibu-ibu dan suaminya ditabrak tapi penabraknya malah kabur”
Tiara menghampiri ibu-ibu dan suaminya tersebut. Dan semua orang yang mengerubungin pun pergi. Jalanan pun kembali lancar.
“Ibu dan bapak baik-baik sajakan”
“Ngak apa-apa kog de”
“Ibu sama bapak mau kemana? Bawaanya banyak sekali”
“Ibu sama bapak mau pergi kerumah anak saya, dia janji akan menjemput kami di stasiun, tapi kami udah tunggu 4 jam ngak datang-datang”
“Mungkin anak ibu lupa”
“Masa gitu aja lupa”
“Baik lah, mau saya antar ketempat anak ibu, ibu punya alamatnya”
Ibu itu memberikan alamatnya kepada Tiara.
“Lah ini kan alamat rumah ku” ujar Tiara dalam hati.
“Baiklah ibu, mari ikut saya, mobil saya ada disebelah sana”
Tibanya dirumah, ibu dan bapak itu bingung.
“Mari bu, pak masuk”
“Tapi nak Ara, ini benar rumah anak ibu”
“Ini rumah papa saya bu, dan alamat yang ibu yang ibu berikan ini, ya ini alamatnya”
Dika pun keluar, dan ibu itu pun langsung memeluk Dika.
“Nak, kamu kenapa ngak jemput umi dan abah di stasiun”
“Apa?” ujar Dika dengan ekspresi bingung.
“Maaf bu, pak, ini kakak saya namanya Andika”
“Bukan ini Dhimas, anak ibu”
“Ka, Dhimas mana?”
“Lagi antar mama dan papa”
“Ya udah ibu sama bapak, masuk dulu ya, nunggunya didalam aja”
“Ara”
“Biarkan saja”
Mama dan papa pun pulang begitu juga dengan Dhimas, Dhimas pun masuk dan kaget melihat kedua orang tuanya telah duduk di ruang tamu. Tiara pun keluar dan ingin menemani ibu dan bapak tersebut tapi melihat Dhimas telah pulang, Tiara tak jadi menghampiri mereka. Dhimas pun mengajak orang tuanya ke belakang dan lewat garasi karena tak enak dengan keluarga pak Wijaya.
“Nak, gadis yang cantik itu siapa?”
“Itu anak bos Dhimas bu”
“Owww...”
“Ibu mau punya mantu kaya dia”
“Jangan sembarangan bicara bu”
“Kenapa? Ngak ada salah ya kan pak”
“Ia lah nak. Udah gadis itu baik, cantik lagi”
“Mending sekarang ibu sama bapak istirahat aja ya”
Tiara pun kedapur dan bertemu Dhimas.
“Gimana? Mereka sudah istirahat, ibu dan bapak mu”
“Sudah Non”
“Temani saja mereka Dhimas, kasihan sudah datang jauh-jauh”
Kasih pun datang dengan membawa buah.
“Hay sayang, ibu sama bapak udah datang ya”
“Udah mereka ada dikamar, aku ingin ketemu, sekalian ingin kasih buah ini buat mereka”
Seminggu kemudian, Dhimas membawa kedua orang tuanya pergi dari rumah pak Wijaya, Dhimas merasa tak enak terus-terusan numpang dirumah bosnya.
Bu Wijaya pun melihat mereka pergi.
“Dika, mau kemana kamu, membawa mereka pergi”
“Saya tak enak bu, orang tua saya tinggal terus-terusan disini”
“Terus kamu mau bawa kemana, memang punya tempat tinggal buat mereka”
“Belum sih bu, makanya kami mau cari”
“Kamu tunggu dulu ya”
Bu Wijaya memanggil Tiara dan Tiara pun keluar.
“Tiara, Mama mau tanya, kamu ada tempat tinggal, atau rumah buat mereka ngak”
“Wah kalau rumah, Tiara ngak ada ma, tapi kalau apartement Tiara ada”
“Ya udah antarkan mereka ketempat itu”
“Baik ma”
“Dhimas kamu ambil kunci mobil ku, kita pergi kesana, antar orang tuamu kesana”
“Ngak usah Non, saya bisa cari kontrakan”
“Udah Dhimas, ngak apa-apa”
Tiara, Dhimas dan kedua orang tua Dhimas pun ketempat Apartement yang Tiara punya, walau Apartementnya tak besar tapi sangat cukup baik dari pada tinggal dikontrakan. Karena fasilitas pun sudah cukup lengkap. Ada kamar tidur yang lengkap dengan kasur yang empuk dan lemari, kamar mandi yang sangat bersih, dapur yang telah lengkap dengan peralatanya serta ruang untuk nonton tv. Hanya saja Apartement ini belum dipasang AC dan Telepon.




Bersambung.......................