Selasa, 24 April 2012

Gara-Gara Ingin Naik Pangkat Malah Jatuh Cinta-part 3


Gara-Gara Ingin Naik Pangkat Malah Jatuh Cinta
Part 3
Entah kenapa sejak bertemu kedua orang tua Dhimas, Tiara merasa nyaman. Tiara sering curhat dengan ibunda Dhimas, semua rasa yang ia rasakan selalu Tiara curahkan padanya. Tiara sering nangis. Bahkan ibunda Dhimas senang sering didatangkan Tiara. Ibunda Dhimas berharap Tiara yang akan menjadi Istri Dhimas kelak. Tapi semua tak mungkin. Tiara hanya cinta kepada kakanya sendiri sedangkan Dhimas telah memiliki Kasih, pacarnya sejak SMA di palembang.
Suatu hari saat Tiara main ke tempat apartemenya yang mana telah ditempati kedua orang tua Dhimas. Dengan wajah yang ceria, Tiara datang dan membawa sekotak kue yang Tiara beli di Toko kue favoritenya. Saat Tiara datang dan masuk. Tiara terdiam saat melihat ada Kasih yang sedang masak bersama ibu. Saat Tiara membalikan badanya untuk pergi, ibu Dhimas memanggil.
“Tiara, mau kemana nak”
“Eh ibu, assalamualaikum” ujar Tiara yang juga mencium tangan ibu.
Tiara memanggil kedua orang tua Dhimas dengan sebutan ibu dan bapak dan bahkan mereka telah mengangap Tiara seperti anak mereka sendiri.
“Ada Tiara, masuk kog enak banget ya, ngak ketuk pintu dulu, kaya rumahnya sendiri aja” sindir Kasih.
“Kasih, jangan bicara seperti itu kepada Tiara, ini apartement Tiara yang punya, ibu numpang di rumahnya”
“Ngak apa-apa kog bu”
“Oh ya bu, Ini Tiara bawakan kue untuk ibu sama bapak”
“Ya ampun nak, jadi merepotkan kamu”
“Ngak apa-pa kog bu, ngak merepotkan Tiara kog, ibukan udah seperti mama Tiara”
Kasih merasa tersaingin dengan kedatangan Tiara yang kasih anggap itu sebagai ancaman yang sangat besar untuknya. Kasih semakin hari semakin membuat Tiara kesal, ia mencoba mendekati ka Dika, dan membuat Tiara cemburu. Kasih tak sadar itu malah membuat hubungannya dengan Dhimas semakin memanas. Dhimas marah dengan Sikap Kasih. Hingga saat ada acara ulang tahun Tiara yang dirayakan sangat besar-besaran pada tanggal 15 maret 2012 dan sangat meriah bahkan mengundang banyak wartawan. Dhimas mengatakan.......
“Aku mencintaimu Tiara”
Didepan banyak orang Dhimas mengatakan itu dan tak hanya itu ia memegang kedua tangan Tiara dan berkata “Tiara kita menikah” kata-kata itu membuat Tiara shock dan kaget dan tak bisa berkata apa-apa lagi. Kasih pun shock juga mendengarnya.
Ka Dika melindungi ku dari banyak wartawan dan membawa ku masuk kedalam rumah bersama Dhimas pun juga masuk kedalam. Setelah acara selesai papa mengumpulkan semua termasuk Dhimas dan keluarga.
“Maksud kamu apa Dhimas mengatakan itu didepan banyak orang”
“Kalau memang saya ingin melamar anak bapak, boleh kah”
“Tidak segampang itu Dhimas” ujar Mama Tiara.
“Baik pa, Saya selaku ayah dari Dhimas, minta maaf kepada Tiara dan Keluarga atas sikap anak saya yang membuat acara ulang tahun Tiara berantakan. Nanti saya dan keluarga akan datang dengan baik-baik untuk melamar Tiara”
Tiara Hanya bisa diam, tak ada yang bisa ia katakan. Tiba-tiba Tiara pinsan dan hidungnya mengeluarkan darah. Tiara pun dibawa kekamar. Dhimas dan keluaganya pun pulang dan Tiara tak ditangani sendiri.
Dua minggu kemudian, keluarga besar Dhimas datang dengan maksud untuk melamar Tiara. Dan kabar baiknya, papa, mama dan ka Dika pun telah berunding untuk menerima lamaran tersebut. Setelah semua setuju, acara pernikahan pun akan segera dilaksanakan.
ΩΩΩΩ
02 juni 2012
Pernikahan Tiara dan Dhimas pun dilaksanakan. Acara ijab kabul pun dilaksanakan jam 08.00 pagi. Semua keluarga besar Tiara dan Keluarga besar Dhimas yang dari palembang pun juga datang. Acara ijan dan kabul pun terlaksana dengan baik dan lancar. Hari ini Tiara resmi menjadi istri Dhimas begitu juga dengan Dhimas telah resmi jadi suami Tiara, baik secara islam maupun dari pemerintah.
Pernikahan Tiara dan Dhimas begitu mendadak dan mendesak. Dengan kondisi Tiara yang semakin hari semakin parah, tapi Tiara tak tau dengan kondisi yang kini ia derita. Hanya Dhimas dan Dika saja yang tau. Dhimas melakukan ini juga karena terpaksa, melihat kondisi Tiara. Dimana terakhir Dhimas melihat Tiara masuk ke dalam ICU dan kondisinya sangat kritis.
Empat bulan kemudian rahasia terbesar pun terbongkar.
“Apa aku menderita Leukimia dan udah stadium 3” ujar Tiara dalam hati dengan melihat hasil lab yang Tiara tak sengaja ketemu di rak buku milik ka Dika  dan saat itu Tiara sedang mencari buku.
Dika masuk kekamar karena kelamaan menunggu Tiara yang tak kunjung kembali.
“Tiara, kamu lama sekali mencari bukunya” ujar Dhimas yang langsung masuk kekamar dan kaget melihat Tiara yang memegang hasil lab.
“Ka, kenapa kakak sembunyikan ini dari Tiara”
“Maaf kan kakak Tiara, kakak tidak ingin kamu terluka”
Hidung Tiara pun mengeluarkan darah, kini darahnya tak setetes tapi sangat banyak. Tiara tutup hidungnya dengan tangannya dan melihat darah yang terus keluar, Tiara hanya diam dan jatuh pinsan.
Dika pun langsung membawa Tiara kerumah sakit dan menghubungi Dhimas, suami Tiara yang sedang kerja di kantor TNI. Mama dan Papa Tiara sedang tak ada di rumah, mereka sedang berlibur ke makasar sekaligus dinas keluar kota.
Tiara langsung dibawa keruang UGD dan jantungnya sedang dipacu oleh dokter. Karena terlalu banyak darah yang keluar, Tiara tak sadarkan diri bahkan jantungnya berhenti. Dhimas datang.
“Bagaimana kondisi Tiara kini”
“Tiara kritis”
“Kog bisa Dika”
“Tiara sudah tau semuanya Dhimas”
“Tiara sudah tau semuanya”
“Ya sekarang keputusan ada ditangan kamu Dhimas, Tiara sangat membutuhkan kamu saat ini dari pada aku. Jaga dia dan jangan kamu tinggal kan dia”
“Baik, aku akan jaga Tiara”
“Kamu ngak usah khawatir masalah biaya rumah sakit, biar saya yang urus semuanya. Tugasmu hanya menjaga Tiara saja”
Dokter pun keluar dengan raut wajah yang kurang menyenangkan.
“Dokter bagaimana dengan Tiara, adik saya” ujar Dika.
“Ia Dok” ujar Dhimas.
“Kini kondisi Tiara sudah sangat parah, jalan satu-satunya hanya operasi”
“Operasi dok??” ujar Dika yang bingung.
“Ia Operasi yang saya maksud adalah Tiara harus melaksanakan pencangkokkan sumsung tulang belakang. Hanya itu cara yang dapat membuat ia sembuh dan normal seperti biasa”
Mama dan papa Tiara pulang kerumah. Melihat kondisi rumah yang sangat sepi tak ada orang, membuat mereka bingung.
“Anak-anak kemana ya pa?”
“Ia ya ma, rumah sangat sepi”
“Bi Mina.......” ujar Mama Tiara.
“Ia bu.....”
“Ibu sama bapak baru pulang, maaf ya bu, saya lagi menjemur pakaian diatas jadi ngak tau ibu sama bapak pulang”
“Ya sudah ngak apa-apa? Anak-anak kemana? Tiara biasanya sambut mamanya kalau baru pulang”
“Ibu ngak tau Non Tiara kan sekarang dirumah sakit, hidungnya berdarah bu”
“Kamu serius Mina”
“Ia pak? Tadi dibawa sama Den Dhimas dan Den Dika”
“Pa kita harus kerumah sakit sekarang”
“Ia ma!”
“Bi bawa barang-barang masuk kekamar ya”
“Baik bu”
Pak Wijaya beserta Bu Ani (Kedua orang tau Tiara dan Dika). Langsung kerumah sakit, Bu Ani sangat cemas dan terus uring-uringan. Akhirnya 1 jam perjalanan dari rumah menuju rumah sakit, Pak Wijaya dan Bu Ani pun tiba. Ibu Ani melihat Dika yang sedang mengurus adiministrasi.
“Dika????????????????”
“Mama, Papa!!!!!!!!!!!!!!”
“Dika,,,,,, Tiara bagaimana, sekarang ada dimana?”
“Tiara sekarang di ruang ICU mah, kondisinya sangat parah, kini hanya bantuan alat yang membuat Tiara masih hidup ma, kalau alat itu dilepas Tiara pergi dari kita Ma”
“Antar kan mamamu ketempat Tiara sekarang Dika”
“Baik pa, Tunggu sebentar masih harus urus administrasi”
“Udah kamu antarkan Mama mu, biar ini papa yang urus”
Dika mengantar Mama ketempat Tiara dirawat. Lantai 5 Tiara dirawat dan selama ini tak ada yang boleh masuk, hanya boleh liat dari luar pintu.
“Ma, jangan masuk, Dokter melarang kita masuk”
“Tapi Dika, mama harus melihat Tiara dengan dekat, Mama ngak tega lihat Tiara seperti ini”
“Maaf, ibunya Tiara ya?”
“Ia Dok, saya ibunya Tiara”
“Begini bu, melihat Kondisi Tiara yang semakin parah, kami tak menginjkan orang luar untuk masuk kedalam ruangan. Meskipun ibu adalah ibunya Tiara, sekali maaf ya bu. Saya mengerti apa yang ibu rasakan”
Tiara sadar, jari-jarinya bergerak dan memanggil “Ka Dika, Ka Dika dimana?”
“Dok Mohon kesini!” Ujar Suster yang lagi memeriksa kondisi Tiara.
“Tunggu sebentar ya”
Tak lama Dokter masuk, Dokter pun keluar dan berkata “Yang namanya Dika mana?’
“Saya Dika Dok”
“Pasien ingin bertemu dengan anda”
“Mas Dika, pakain ini dulu ya” ujar Suster.
Dika memakai masker, sarung tangan, dan baju khusus. Dika pun masuk.
“Kakak, Tiara kangen sama kakak, Tiara sayang sama kakak. Tapi kenapa kita tak bisa bersatu kak, apa karena Tiara adik kakak”
Tiara sesak nafas, dan Dika pun keluar. Tak hanya sesak nafas, keluar darah dari mulutnya dan sangat banyak. Keluarganya pun akhirnya diperbolehkan masuk.
“Mas Dika, ibu, bapak dan Mas Dhimas, harus sabar ya melihat kondisi Tiara. Tiara sudah tak bisa diselamatkan lagi. Sudah terlalu banyak darah yang dikeluarkan dari mulutnya. Jadi harus di ikhlaskan”
Semunya masuk dan Tiara membisikkan satu-satu kata terakhir untuk semuanya.
Pertama Mama “Ma, jangan nangis kalau Tiara pergi tinggalkan Mama. Tiara sayang sama Mama. Anggap Dhimas seperti anak mama ya”
Kedua Papa “Pa jaga mama ya, jangan sampai mama nangis karena Tiara pergi. Tiara sayang papa. Love you so much”
Ketiga Dhimas “Dhimas terima kasih, kamu sudah mau jadi suami aku, maaf kalau selama aku jadi istri kamu, aku selalu buat kamu kecewa, setelah aku pergi, carilah Kasih, cintailah dia, aku doakan kamu bahagia dengannya”
Dan yang terakhir Dika “Ka, Tiara ingin kakak ucapkan sayang dan cinta sama Tiara ditelinga Tiara sekarang”
“Tiara, adik ku yang kakak sayang dan kakak Cinta, sangat berat kakak tinggalkan kamu, tapi kamu harus tau sampai kapan pun kamu ada selalu dihati kaka, Love you Tiara”
Tiara menghela nafasnya terkahir setelah mendengar kata-kata dari Dika.
02 oktober 2012
Empat bulan kemudian, Dika mendapatkan kirimiman paket. Didalamnya terdapat sebuah CD player dan Dika membuka di Laptop. Dika meneteskan air mata setelah melihat vidio yang dibuat Tiara di Korea. Semua aktivitas Tiara di korea hingga Tiara juga mengungkapkan isi hatinya kepada Dika. Sungguh cinta Tiara kepada Dika, dan di ending vidio Tiara, Tiara berkata “Ka mungkin setelah kakak liat vidio ini kakak sudah tak lihat Tiara lagi, sudah lama Tiara sakit, semenjak semester 7 di korea, Tiara sudah mulai sakit dan selama dijakarta nanti Tiara akan menjalankan Terapi sampai maut memisahkan jiwa dan raga Tiara ka. Tiara Cinta sama kakak, Tiara ingin sekali disisa hidup Tiara bersama kakak”
“Tiara dimana pun kamu berada sekarang, kakak sadar kalau selama ini. Kakak ngak tau kalau kamu mencintai kakak sampai seperti itu. I love you Tiara”
Tiba-tiba jendela kamar Dika terbuka dengan sendirinya dan angin kencang masuk kedalam kamarnya. Dika melihat Tiara melambaikan tanganya dan tersenyum. Lalu jendela kamar Dika tertutup kembali.
“Cinta datang kapan pun, tak ada yang tau kapan cinta itu datang dan kapan cinta itu pergi. Yakinlah kalau cinta itu ada dalam hati mu, dalam hatinya dan dalam hati ku”



      End
  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar